Aku tak peduli pada gempita mereka yang menimang dunia dalam genggamannya.
Seperti mengucap buaian dalam serabut kapas yang basah.
Kau dalam senyum dunia mu tanpa bayanganku di pelupuk.
Dan selingan yang terkepul tak cukup gantikan napas yang terhempas karnamu.
Biar saja kau anggap aku hina...
Karna bahkan yang membuatku hina adalah dia yang kupuja.
Temaram malam yang kujumpai dalam kata yang tak hinggapimu.
Dan ketika desakkan rasa yang tak bertuan ini minta tuk ditengahi...
Tuannya tak tahu rasa...
Untuk apa aku masih merindukan senyummu setiap ku terjaga?
Karna ketika itu kau akan hampiri mimpiku.
Dan aku memang tak peduli...
Sampai detik dimana dunia menjatuhkan mu, aku masih tak peduli.
Saat aku sudah terbaring tak berdaya di bumi paling dalam...
Aku masih akan menopangmu dari luka yang tak kubuat.
Untuk si Tuan yang tak tahu rasa...